Surat Untuk Management

Orencakra – Bolehkah aku marah ? aku rasa boleh. Namun aku tak yakin suara aku akan sampai telinga kalian. Apakah aku boleh menghilang? Rasanya boleh, namun amarah pasti menyakitkan.
Lantas apakah kalian boleh seperti itu? Tentu saja boleh, asal ada alasan dan tanggung jawab.

Aku selalu berfikir, entah apa yang terjadi disini. Diantaranya aku, kalian dan mereka, rasanya tak ada lagi saling menghargai atau saling mendengar.

Mungkin yang membuat kita disini masih bertahan dan saling melempar senyuman hanya karena kebutuhan dan tanggung jawab.

Namun sampai kapan ini semua akan berlangsung? Dapatkah semua ini akan harmonis tanpa ada sesuatu yang dirubah lebih baik? Mungkin kalian paham, namun kalian tak mau tahu karena aku yang mengatakan..baiklah aku menyerah. Namun bolehkah aku menyerah? Pasti tidak.. lantas aku harus apa? Aku tak mau menghadapi semua ini sendiri.

Katanya suatu saat semua akan menjadi lebih baik? Oke, aku tunggu.. namun mana, semua tampak sama dimataku.

Bolehkah kini aku hanya berdiam diri menatap kalian? Menurutku boleh, karena aku bukan siapa-siapa.. namun apa kata kalian dan mereka nanti? Taukah kini aku sudah sangat lelah menanti perubahan yang kalian janjikan.

Tahukah kini aku mulai bosan jika semua ucapanku tak lagi bernilai dimata kalian. Lantas aku harus apa? Terus membiarkan kalian seperti ini dengan keegoisan dan pemikiran sendiri? Apa kalian ingin aku diam tersenyum dan mengiyakan semua tingkah laku kalian? Baik.. baiklah kali ini aku akan berusaha untuk tidak terlalu peduli, aku akan menutup mata dan telingaku agar aku takdapat melihat dan mendengar apa yang akan terjadi.

Baik.. baiklah aku mundur, silahkan perbaiki semua keadaan dengan tema, judul dan kinerja kalian..

Aku disini bukan apa dan siapa. Silahkan, aku disini akan mendukung kalian..

Kali ini aku lelah, bosan dan sudah tak kata demi kata yang bisa aku ucapkan, maka aku hanya akan diam mengikuti apa mau kalian tanpa aku harus bersusah payah lagi berfikir untuk kalian.

 

Sumber: JakOnline