Orencakra - Pendukung fanatik Persija Jakarta atau bisa
disebut The Jakmania berunjuk rasa di Kantor Persija, Pintu VIII Gelora
Bung Karno Jakarta, Kamis (3/1). Jakmania menuntut manajemen klub
transparan dalam mengelola keuangan termasuk dalam menyiapkan tim untuk
kompetisi Indonesia Super League (ISL) musim ini.
Mereka datang dengan atribut kebesaran yaitu kostum warna oranye. Jakmania membawa bendera serta poster-poster yang berisikan tuntutan pada manajemen yang dipimpin Ferry Paulus. "Ini adalah bentuk kecintaan kami pada Persija. Makanya kami menuntut transparansi manajemen terkait keuangan dan pembentukan tim," kata Ketua The Jakmania Larico Ranggamone.
Menurut dia, dampak tidak ada transparansi dana adalah gaji pemain pada musim lalu terhambat sehingga berpengaruh pada pembentukan tim untuk turun di ISL musim ini. Meski kompetisi akan digulirkan 5 Januari nanti, kata dia, Persija Jakarta belum terbentuk sesuai dengan harapan. Bahkan beberapa ikon Persija hingga saat ini belum diketahui masa depannya.
Ada tiga ikon Persija yang diharapkan oleh The Jakmania untuk segera dikontrak oleh manajemen. Tiga pemain itu adalah Bambang Pamungkas, Ismed Sofyan, dan Leo Saputra. "Kita sebenarnya cukup realistis. Yang terpenting saat ini adalah kejelasan dari manajemen. Kami melihat saat ini Persija 'siaga satu'," kata Larico menambahkan.
Selain menuntut transparansi anggaran dan kontrak pemain ikon, ratusan The Jakmania ini juga menuntut kepada manajemen untuk membayar tunggakan gaji pemain musim lalu. "Sponsor banyak yang masuk, tapi kenapa ada tunggakan gaji. Itu harus dijelaskan. Kami ingin transparansi," kata Larico dengan tegas.
Meski di luar kantor terjadi unjuk rasa yang cukup menarik perhatian, jajaran manajemen Persija tidak langsung menemui peserta aksi. Mereka di dalam kantor. Setelah didesak akhirnya beberapa perwakilan Jakmania diterima oleh manajemen. Demi mengamankan aksi ini puluhan aparat keamanan dari Polda Metro Jaya berjaga di areal kantor dan diluar Kantor Persija.
Mereka datang dengan atribut kebesaran yaitu kostum warna oranye. Jakmania membawa bendera serta poster-poster yang berisikan tuntutan pada manajemen yang dipimpin Ferry Paulus. "Ini adalah bentuk kecintaan kami pada Persija. Makanya kami menuntut transparansi manajemen terkait keuangan dan pembentukan tim," kata Ketua The Jakmania Larico Ranggamone.
Menurut dia, dampak tidak ada transparansi dana adalah gaji pemain pada musim lalu terhambat sehingga berpengaruh pada pembentukan tim untuk turun di ISL musim ini. Meski kompetisi akan digulirkan 5 Januari nanti, kata dia, Persija Jakarta belum terbentuk sesuai dengan harapan. Bahkan beberapa ikon Persija hingga saat ini belum diketahui masa depannya.
Ada tiga ikon Persija yang diharapkan oleh The Jakmania untuk segera dikontrak oleh manajemen. Tiga pemain itu adalah Bambang Pamungkas, Ismed Sofyan, dan Leo Saputra. "Kita sebenarnya cukup realistis. Yang terpenting saat ini adalah kejelasan dari manajemen. Kami melihat saat ini Persija 'siaga satu'," kata Larico menambahkan.
Selain menuntut transparansi anggaran dan kontrak pemain ikon, ratusan The Jakmania ini juga menuntut kepada manajemen untuk membayar tunggakan gaji pemain musim lalu. "Sponsor banyak yang masuk, tapi kenapa ada tunggakan gaji. Itu harus dijelaskan. Kami ingin transparansi," kata Larico dengan tegas.
Meski di luar kantor terjadi unjuk rasa yang cukup menarik perhatian, jajaran manajemen Persija tidak langsung menemui peserta aksi. Mereka di dalam kantor. Setelah didesak akhirnya beberapa perwakilan Jakmania diterima oleh manajemen. Demi mengamankan aksi ini puluhan aparat keamanan dari Polda Metro Jaya berjaga di areal kantor dan diluar Kantor Persija.
Sumber: Liputan6
Posting Komentar